Pusaran.Net - Komisi C DPRD Kota Surabaya meminta Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya untuk tak henti-hentinya mensosialisasikan ini ke masyarakat, utamanya aplikasi GoBis pada fitur track location.
“Di situ bisa dilihat rute-rute feeder dan halte kemana saja,”kata William Wirakusuma, anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya, Kamis (18/1/2024).
Baca Juga: Komisi C Bahas Polemik Iuran RW yang Beratkan Petra
Bahkan, lanjut dia, kalau melihat unitnya itu ada kode seperti FD02, FD05 dan lain-lain yang memuat rute masing masing unit feeder.
Soal sebagian masyarakat yang mengusulkan agar rute feeder Wira-Wiri Suroboyo dibedakan dengan warna seperti lyn angkot atau bemo sebelumnya, politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini menyatakan itu tidak bisa direalisasikan. Kenapa demikian? Karena rute feeder itu bisa berubah atau bisa digonti-ganti. Misalnya, jalur A itu paling padat atau banyak penumpangnya sehingga perlu tambahan armada, maka unit armada yang ada tinggal digeser untuk diperbantukan.
“Jadi tinggal running teksnya yang diganti. Kalau didasarkan warna rasanya sulit karena jalurnya hanya satu dan transportasi terus berkembang. Karena itu, masyarakat harus membiasakan diri soal kodenya, khususnya lansia,” ungkap dia.
Untuk itu, William mengusulkan kepada Dishub Surabaya untuk menempelkan semua rute feeder Wira-Wiri Suroboyo di halte-halte.
Lebih jauh, William menuturkan, pada 2024 ini rute Terminal Benowo- JalanTunjungan yang merupakan rute pengganti salah satu angkutan kota dan menggunakan armada hiace dengan kapasitas 14 penumpang, nantinya akan diganti bus medium yang kapasitasnya lebih banyak lagi. Mengingat
hampir setiap hari feeder ini selalu ditunggu oleh penumpang di halte pemberhentiannya.
Baca Juga: Komisi C DPRD Surabaya Minta Petemon Barat Tersentuh Pembangunan Drainase
“Sementara armada hiace ini akan dipindah ke rute lain yang agak ramai, “tandas dia.
Sementara Bus Suroboyo sendiri sekarang ini mulai menjadi primadona. Setiap pagi dan sore bus ini sering penuh. Untuk itu, William optimistis Surabaya bisa mewujudkan bus gandeng itu.
“Di luar negeri b bus gandeng seperti itu malah bisa masuk ke kampung-kampung,” jelas dia.
Baca Juga: Komisi C Minta Pemkot Segera Bebaskan Lahan di Bundaran Dolog
Kapan bus gandeng itu diusulkan? “Ya, kita masih lihat penumpangnya lebih dulu. Jika semua rute penuh, baru kita ganti. Jadi masih melihat jumlah penumpang dulu, kalau enggak nambah (penumpangnya), ya pakai yang ada saja, “pungkas dia.
Seperti diketahui, Surabaya memang memiliki masalah pelik dalam hal penataan transportasi umum. Bahkan, bisa dikatakan tertinggal dibanding kota-kota lain di Indonesia.
"Kehadiran feeder Wira-Wiri Suroboyo pada Maret 2023 bisa menjadi angin segar bagi warga Surabaya,"pungkasnya. (Adv).
Editor : Wasi