pusaran.net - Sebagai puncak peringatan Bulan Bung Karno 2025, DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya menggelar kegiatan pemutaran film tentang Bung Karno, Minggu (29/6/2025), di Balai Budaya Surabaya, bekas gedung legendaris Bioskop Mitra.
Kegiatan ini dihadiri sekitar 700 kader dan simpatisan PDI Perjuangan, elemen pemuda, beberapa organisasi sayap seperti Taruna Merah Putih dan komunitas, antara lain : BGR Perjuangan, Komunitas Juang Merah Total (KJMT), dll
Baca Juga: Ribuan Warga Nganjuk Meriahkan Soekarno Run, Marhaen: Bukti Cinta pada Bung Karno
Selain menonton, peserta juga mengikuti sesi diskusi inspiratif yang dipandu oleh Ghea Novianti, Puteri Indonesia Berbakat tahun 2004 dengan narasumber Seno Bagaskoro,
Acara dimulai dengan pemutaran dua film: dokumenter arsip nasional tentang Bung Karno dan film berjudul Kusno.
Dalam sambutannya, Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Surabaya, Yordan M. Batara Goa, menyampaikan rasa bangga atas antusiasme peserta.
"Saya sungguh bahagia dan bangga pada sore hari ini. Mungkin ini pertama kalinya kita nonton film Bung Karno di gedung bioskop seperti ini. Tapi ini bukan hanya soal nonton film. Kalau hanya ingin menonton, bisa saja lewat HP masing-masing. Yang kita lakukan hari ini adalah upaya menghidupkan kembali semangat beliau," ungkap Yordan disambut tepuk tangan hadirin.
Yordan juga menegaskan pentingnya mengenal Bung Karno melalui cara yang sesuai dengan zaman. Jika generasi dulu diperkenalkan lewat buku, maka generasi kini lebih mudah terhubung lewat audio visual.
"Sekarang generasinya beda. Orang lebih mudah paham lewat film. Melalui gambar dan suara, kita bisa lebih memahami siapa Bung Karno. Tetapi setelah nonton, harapannya kita pulang dengan semangat baru, bukan pulang dalam kondisi yang sama seperti saat datang ke sini," ujarnya.
Sesi diskusi menjadi bagian penting dalam acara ini. TMP dan DPC PDIP Surabaya ingin memastikan bahwa acara ini bukan hanya hiburan, tetapi juga sarana penguatan ideologi dan pembentukan karakter kader.
"Acara ini akan kurang bermakna jika hanya selesai di layar. Maka itu ada diskusi. Harapannya, semua yang hadir bisa pulang membawa semangat Bung Karno. Kita ingin mewarisi api-nya, bukan abunya," tegas Yordan.
Sementara itu Ketua Panitia Nonton Bareng Film Dokumenter dalam Rangkaian Bulan Bung Karno 2025 Arjuna Rizky Dwi Kresnayana menyampaikan bahwa acara ini untuk mengenang perjuangan Bung Karno dan menegaskan bahwa Bung Karno Arek Suroboyo.
“Film ini menceritakan kisah hidup Soekarno, mulai dari masa kecilnya dengan nama Kusno, hingga perjuangannya sebagai proklamator dan presiden pertama Indonesia.” terang Arjuna yang juga wakil ketua Komisi D DPRD Surabaya.
Baca Juga: Soekarno Run Serentak Digelar, PDIP Jatim: 24 Ribu Warga Ikut Ramaikan
Ia juga berharap, pemutaran film ini akan menjadi agenda rutin setiap tahun di bulan Juni sebagai bentuk konkret pewarisan nilai-nilai perjuangan Bung Karno kepada generasi muda.
Sementara itu Budayawan Kuncarsono Prasetyo dalam sesi diskusi mengatakan bahwa Bung Karno merupakan figure yang religius.
"Tidak seperti anggapan beberapa orang, bahwa Bung Karno lekat dengan klenik dan mistis," imbuhnya.
Lebih lanjut menurut Kuncar, Sukarno merupakan salah satu tokoh yang menumbuhkan Muhammadiyah dimasa awal berdiri.
"Catatan itu ada di kantor PP Muhammadiyah di Jakarta. Beliau juga punya KTA Muhammadiyah," jelasnya.
Menurut Kuncar dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat disampaikan, jika Sukarno mengenal Islam lebih dekat ketika kost di rumah HOS Tjokroaminoto.
Baca Juga: DPP Tunjuk Hari Yulianto Jabat Plt Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Sidoarjo
"Disitu Sukarno kerap diajak Pak Tjokro ikut pengajian di depan rumahnya yang merupakan tokoh Muhammadiyah," terangnya.
Sementara itu Seno Bagaskoro Ketua TMP Surabaya, sekaligus Juru Bicara PDI Perjuangan mengatakan, Bung Karno juga seorang seniman.
"Di Istana Merdeka sampai sekarang terpajang lukisan wanita berjudul Rini. Itu yang melukis Bung Karno sendiri," terangnya.
"Saya juga pernah mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno di Ende. Disitu ada lukisan pantai dengan latar belakang Ende. Itu yang melukis Bung Karno," imbuhnya.
Seno menjelaskan ditengah gelora nasionalismenya, Bung Karno merupakan pemimpin yang berjiwa seni. (pn2).
Editor : Wasi