Pusaran.net - Buruh mulai memadati Frontage Ahmad Yani Surabaya. Mereka bernyanyi, berorasi, sembari nongkrong di setiap sudut jalan yang berada dekat dengan perbatasan Sidoarjo itu.
Ketua camp DPC KSPI Sidoarjo Daniel Istanto menilai penerapan Omnibus Law hanya menyengsarakan pekerja. Menurutnya, praktik kerja yang dibuat oleh pemerintah melalui omnibus law dan dicanangkan 2020 kemarin membuat buruh kian merana.
Baca Juga: May Day 2024: Puluhan Ribu Buruh Kepung Kantor Gubernur Jatim, Menuntut Ini
"Karena dengan adanya omnibus law, pertama upah kita dibatasi, kedua ousorching bebas dimana-mana, dan ketiga kontrak kerja bebas di mana-mana," kata Daniel saat ditemui awak media di Frontage Ahmad Yani Surabaya, Rabu (1/5/2024).
Ia menyatakan hal itu membuat kerja buruh kewalahan. Sebab, jaminan kesejahteraan dan kinerja pekerja dinilai tidak ada.
"Jaminan untuk kita bekerja tidak ada, karena kita takut di PHK," imbuhnya.
Maka dari itu, ia bersama para buruh ingin menyampaikan kembali pada Pemprov Jatim. Ia ingin menagih janji Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa terkait jaminan kerja yang dijanjikan di tahun 2020 lalu.
Baca Juga: Polisi Siagakan Ribuan Personel Amankan May Day
"Kami ingin agar Pemprov Jatim mengesahkan jaminan pesangon daerah dan sebagai harapan, sebagai hadiah mayday bagi kami (para buruh)," ujarnya.
Ia menyatakan, saat Khofifah masih menjabat sebagai Gubernur Jatim, sempat menyetujui Jamperda yang diusulkan par buruh. Menurutnya, hal itu dilakukan sejak 2020 lalu dan sampai saat ini belum disetujui maupun direalisasikan.
"Jamperda kita usulkan sejak 2020 kemarin, harapannya kami bisa di setujui di tahun ini," tuturnya.
Baca Juga: Sambut May Day, 20 Ribu Buruh Akan Geruduk Kantor Gubernur Jatim
Ia menyebutkan ada ratusan perwakilan buruh dari setiap serikat pekerja di daerah. Setidaknya, sambung dia, ada sekitar 5 ribu buruh dari setiap serikat pekerja yang akan memadati kota pahlawan.
"Kuta bawa 500 massa hari ini dari setiap KSPI di Jatim, total sekitar 5 ribu massa dari Mojokerto, Pasuruan, Gresik, Surabaya dan daerah lain. Setelah cito kami ke kantor Gubernur Jatim dan kumpul di sana, di Jalan Pahlawan," tutupnya.(pn1)
Editor : Wasi