Pusaran.net - Warga di Kepulauan Bawean Gresik mengaku resah melihat kondisi harga gas Liquified Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (Kg) alias gas melon yang kian melejit. Dari sebelumnya kisaran Rp 27 ribu naik menjadi Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu per 3 Kg.
"Saya kemarin beli LPG mekon 3 Kg dapat harga Rp 35 ribu, tapi ada juga orang yang kemarin dapat harga sampai Rp 40 ribu," ujar warga di Kecamatan Tambak, Bawean, Kabupaten Gresik, Izzah, Jumat (23/2/2024).
Baca Juga: Wow! Pembelian LPG 3 Kg di Surabaya Wajib Lampirkan KTP
Izzah mengungkapkan, tingginya harga LPG melon itu terjadi sejak adanya kelangkaan pada sebulan terakhir, tepatnya pada pelaksanaan Pemilu 2024. Ia belum mengetahui pasti penyebab kelangkaan LPG melon itu.
"Saya gak tahu penyebabnya apa, tapi yang pasti ini sangat meresahkan. Karena semuanya apa-apa naik, sembako terutama beras juga mahal," ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Muflihah, warga Kecamatan Sangkapura, Bawean, Kabupaten Gresik. Dia menyebut harga LPG melon 3 Kg kini naik sekitar Rp 32 ribu hingga Rp 35 ribu. Harga LPG melon di wilayahnya lebih murah dari pada di wilayah Kecamatan Tambak.
"Harga normal biasanya Rp 27 ribu, sekarang Rp 32 ribu. Saya gak tau kalau harga untuk warga di kawasan pegunungan, mungkin lebih mahal lagi," ujarnya.
Menanggapi keluhan dari warga Bawean Gresik tersebut, Section Head Communication and Relation Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Taufiq Kurniawan menjawab, harga eceran tertinggi (HET) LPG melon 3 Kg di kepulauan berbeda dengan di daratan.
"Harga LPG di kepulauan adalah harga khusus, yang telah diatur dalam Peraturan Gubernur (Pergub)," ucapnya.
Taufiq menjelaskan, kepulauan Bawean itu termasuk dalam harga yang masuk kategori radius di atas 60 Kilometer (km). Di mana radius di atas km itu, berarti harganya disesuaikan dengan kondisi wilayah kabupaten/ kota.
Baca Juga: Lima Juta Lebih NIK Warga Jatim Telah Tercatat Transaksi LPG 3kg Bersubsidi
"Nah ini kan peraturan gubernur ya, peraturan gubernur itu akan mengatur jenis lebih lanjut, disesuaikan dengan kondisi atau karakter kabupaten atau kotanya," ucapnya.
"Sehingga dari kami bukan berarti pengawasannya, kita kan mengikuti peraturan gubernur mas, bunyinya seperti itu," imbuh Taufiq.
Taufik merinci harga LPG 3 kg sesuai HET sebesar Rp 16 ribu. Rinciannya, harga ex Pertamina (Depot LPG Pertamina atau Stasiun Pengisian LPG), termasuk PPN 10 persen sebesar Rp 11.584.
"Ditambah biaya operasional distribusi sebesar Rp 1.715, keuntungan agen LPG 3 Kg sebesar Rp 1.150, dan ditambah margin pangkalan/ sub penyalur sebesar Rp 1.500," ujarnya.
Taufiq mengatakan, kondisinya di sana (Bawean) harus lewat darat, laut dan udara sehingga harganya juga harus keekonomian sesuai dengan kondisinya.
Baca Juga: Polisi Tangkap Pelaku Investasi Jual Beli LPG Senilai Rp.20 Milyar
"Nah sekarang pasti harga Rp 40 sampai Rp 35 ribu itu belinya di warung. Di pangkalan LPG di sana (Bawean) itu harga yang ditetapkan sesuai dengan harga yang disepakati oleh Bupati Gresik," ucapnya.
Taufiq menegaskan, kenapa bedanya segitu dari Rp 30 ribu ke Rp 16 ribu, itu monggo ditanyakan kepada pemerintah daerah setempat.
"Kami hanya mengikuti harganya yang disepakati dengan Pak Bupati sekian, ya kami menyalurkan. Jadi penyalurannya sudah benar," ujarnya.
Diketahui, harga LPG 3 kg di daratan seperti Kota Surabaya, Kabupaten Gresik, Nganjuk sebesar Rp 18 ribu, dan di Kabupaten Sumenep Rp 17 ribu. Sedangkan harga LGP 3 Kg di Pulau Bawean mencapai kisaran Rp 35 ribu hingga Rp 40 ribu.(pn1).
Editor : Wasi