pusaran.net – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur, Luluk Nur Hamidah dan Lukman Hakim, mengkritisi banyaknya penghargaan yang diterima Jawa Timur namun dinilai tidak sejalan dengan kondisi nyata di lapangan. Dalam debat kedua Pilkada Jawa Timur (3/11/2024), Luluk-Lukman menekankan perlunya birokrasi yang solutif untuk mengatasi masalah riil di tengah masyarakat.
Meskipun Jawa Timur meraih hingga 738 penghargaan, setara hampir dua penghargaan setiap harinya. Namun, Luluk menganggap bahwa kondisi masyarakat Jawa Timur masih banyak yang belum tersentuh perbaikan.
Baca Juga: Debat Kedua, Risma Ungkap Tata Kelola Birokrasi Tingkat Kelurahan dan Kecamatan
“Janganlah berbangga kalau kita menerima begitu banyak penghargaan. Apalah artinya penghargaan kalau ternyata rakyat kita masih miskin, mengurus KTP dan BPJS saja susah, apalagi ngurus izin juga susah,” ungkapnya.
Sebagai contoh, Luluk menyoroti persoalan pencemaran limbah yang menimpa salah satu desa di Pasuruan. Menurutnya, meskipun masalah ini telah terjadi bertahun-tahun, belum ada perhatian atau solusi dari pemerintah.
“Contoh di Pasuruan, ada desa yang mengalami pencemaran limbah bertahun-tahun. Jangankan ada solusi, didengar saja tidak oleh pemerintah Jatim,” ujar Luluk.
Baca Juga: Debat Pilgub Jatim, Cagub Risma: Nelayan Jatim Miskin Perlu Insentif Tambahan
Luluk-Lukman mengusulkan kepemimpinan birokrasi yang “cantiq”, yaitu cerdas, amanah, dan istiqomah. Menurutnya, Jatim juga memerlukan birokrasi yang adaptif, transparan, inovatif, kompeten, serta anti-korupsi.
“Birokrasi ini harusnya memecahkan masalah, bukan menjadi masalah. Birokrasi yang mengurus, bukan yang menjadi urusan,” tambahnya, seraya menekankan pentingnya transparansi dan integritas di setiap lini pelayanan pemerintah.
Luluk juga mengutip data Indonesian Corruption Watch (ICW) 2023 yang menyebutkan bahwa Jawa Timur mencatat kasus korupsi terbanyak di Indonesia. Untuk itu, mereka berkomitmen menghadirkan birokrasi yang bersih dan bebas dari praktik korupsi.
Baca Juga: Debat Publik Pilgub Jatim 2024 Kedua, KPU Janjikan Ini
“Kami ingin memastikan nanti tidak ada lagi kantor pemerintahan yang digeledah atau kepala dinas yang jadi tersangka. Ini komitmen kami menghadapi kasus korupsi,” tandas Luluk, menegaskan visi mereka untuk membentuk pemerintahan yang bersih dan akuntabel di Jawa Timur.
Melalui model kepemimpinan yang Luluk-Lukman usung ini, Luluk-Lukman berharap dapat membawa perubahan nyata bagi masyarakat Jawa Timur, bukan sekadar pencapaian di atas kertas.(pn2)
Editor : Wasi