Menuju Zero Stunting

Kasus Stunting di Surabaya Tinggal 1,6 persen

avatar pusaran.net
Pusaran.net - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menunjukkan keseriusannya dalam upaya pengentasan stunting di Kota Pahlawan. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, prevalensi stunting di Surabaya tercatat di level 1,6 persen. Padahal, di tahun 2021 masih tercatat sebanyak 28,9 persen dan menurun signifikan di akhir tahun 2022 menjadi 4,8 persen. Pemkot pun semakin optimis di tahun 2024, angka kasus stunting terus menurun.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bersyukur karena angka stunting di Kota Pahlawan semakin menurun drastis. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada seluruh warga Kota Surabaya atas keikutsertaanya berjibaku dalam upaya menurunkan kasus stunting. Seperti bergerak bersama Kader Surabaya Hebat (KSH), Bunda Paud, PKK, kader lingkungan, serta kelompok pengajian. 

“Termasuk Walikota adalah KSH, dengan pergerakkan itu stunting bisa turun menjadi 1,6 persen. Saya berharap dengan digerebek bareng bersama warga Surabaya, stunting bisa terus turun. Dengan model ini, maka saya yakin bisa menurunkan angka kemiskinan, pengangguran, dan putus sekolah secara lebih drastis lagi,” kata Wali Kota Eri, Minggu (28/4/2024).

Baca Juga: Ketua PKK Surabaya Membuka Sekolah Orang Tua Hebat Angkatan ke-2

Karenanya, Wali Kota Eri meyakini Kota Pahlawan akan segera zero stunting. Sedangkan pada level 1,6 persen saat ini, 95 persen di antaranya adalah balita yang memiliki penyakit bawaan. Selain mereka memiliki penyakit bawaan, ternyata mereka ini bukan asli Surabaya, namun sudah masuk ke Surabaya dan sudah ber-KTP Surabaya, sehingga harus diberikan intervensi juga. 

Untuk menyelesaikan anak stunting yang tersisa itu, pemkot akan menyembuhkan penyakitnya dulu atau minimal dieliminir dampak-dampaknya. Setelah itu, baru bisa bergerak menuju berat badannya dan tinggi badannya bisa dinaikkan.

Baca Juga: 27 Kelurahan di Surabaya Zero Stunting

“Jadi kita akan berusaha untuk menyembuhkan penyakit bawaan, kalau sudah penyakit bawaan maka untuk sembuh dari stunting agak sulit, kita akan berkonsentrasi ke sana. Seperti hidrosefalus, jantung, atau yang memang sudah bawaan sejak kecil yang tidak bisa disembuhkan, tetapi kita jaga kesehatannya,” tegasnya.

Di samping itu, inovasi pemkot bersama warga Surabaya dalam upaya mengentaskan stunting, pengangguran, dan kemiskinan semakin diperkuat melalui pembentukan Kampung Madani. Wali Kota Eri bersama elemen kelurahan akan terus terjun ke masyarakat untuk menggugah kepedulian antar warga dengan membentuk Kampung Madani.

Baca Juga: Bahas Target Zero Stunting di Surabaya, Alumni Senior Kedokteran Unair Dilibatkan

“Kita akan mengurangi kemiskinan dengan cara yang mampu membantu yang tidak mampu. Saya berharap setiap RW, maka yang mampu bisa bergerak membantu yang tidak mampu. Tapi di RW yang mampu semua, dia bisa membantu RW yang lainnya,” pungkasnya. (pn2)

Editor : Wasi

pusaran.net auto

Berita Lainnya

pusaran.net horizontal