Pusaran.Net – Anggota MPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Mufti Anam, terus bergerak mengajak masyarakat memahami dan menginternalisasi nilai-nilai dalam empat pilar kebangsaan ke kehidupan sehari-hari.
Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara tersebut, jelas Mufti, adalah Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, UUD 1945, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga: Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan, Mufti Anam Ajak Bumikan Pancasila
Konsolidasi empat pilar ini pertama kali dilakukan oleh Almarhum Taufiq Kiemas saat tokoh kelahiran Sumatera itu menjadi Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) periode 2009-2014.
“Dewasa ini kita menyaksikan berbagai tantangan zaman yang cukup berat. Sikap individualisme, intoleransi, hingga situasi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi Covid-19. Dengan empat pilar kebangsaan, saya yakin kita bisa menjawab beragam tantangan bangsa,” ujar Mufti Anas ketika menggelar sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Pasuruan,24 Maret 2023 lalu
Acara sosialisasi empat pilar kebangsaan tersebut diikuti oleh warga Pasuruan dari berbagai kelompok masyarakat, mulai komunitas perwakilan, majelis pengajian, santri, ormas keagamaan, dan kalangan anak muda.
Mufti Anam membeberkan, pandemi telah berdampak pada berbagai lini kehidupan masyarakat, dari kesehatan, pendidikan, sosial, hingga ekonomi. Saat ini, imbuh mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jawa Timur tersebut, Indonesia memang memasuki fase pemulihan ekonomi. Meski demikian, masih terdapat berbagai tantangan bangsa yang tidak mudah. “Maka diperlukan internalisasi empat pilar kebangsaan di setiap lini kehidupan bermasyarakat kita,” ujar Mufti.
Salah satu dari empat pilar itu, papar politisi muda itu, adalah Pancasila, ideologi bangsa, falsafah hidup, dan dasar negara, yang digali Bung Karno dari kebudayaan dan kearifan lokal bangsa Indonesia. Pancasila pertama kali dicetuskan Bung Karno dalam pidato 1 Juni 1945.
Baca Juga: Anggota DPR Mufti Anam Dorong Pertamina Geothermal Energy Terus Kembangkan Energi Bersih
“Pancasila itu memang bersumber atau berasal dari rakyat Indonesia sendiri,” jelasnya.
Dari Pancasila, lanjut Mufti, kita bisa menggali nilai gotong royong yang bisa diimplementasikan dalam pemulihan ekonomi.
“Misalnya bagaimana kita bersama-sama membantu UMKM. Yang mampu, ayo beli produk UMKM dan produk dalam negeri. Itulah namanya gotong royong,” jelasnya.
Baca Juga: DPR Dukung Eksistensi BTN dalam Pemenuhan Pembiayaan Rumah Rakyat
Jika semua bersama-sama melaksanakan tindakan sederhana itu, papar Mufti, niscaya ekonomi rakyat akan berderap kencang.
“Sehingga pemulihan ekonomi bisa lebih cepat dilakukan,” ujar mantan aktivis Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) tersebut.
Mufti juga mengajak warga untuk selalu menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. ”Meski berbeda agama, meski berbeda suku; kita berada dalam satu rumah besar: Indonesia tercinta. Kalau kita bertengkar karena beda agama, negara tidak akan bisa maju, daerah kita tidak akan bisa maju,” ujarnya.(pn2)
Editor : Wasi