Angka Kematian Ibu dan Anak di Jatim Turun Tajam

avatar pusaran.net

Pusaran.Net -  Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Timur mencapai 3.172 pada 2022, menurun 182 dari 3.353 bayi pada tahun 2021 silam. Sementara Angka Kematian Ibu (AKI) mencapai 499 kasus pada 2022, menurun drastis 780 dari 1.279 kasus pada 2021.

"Alhamdulillah jumlah kematian ibu tahun 2022 mengalami penurunan signifikan yaitu turun sebanyak 780 kasus. Pada tahun 2021, perbandingan kasus AKI sebesar 234,7 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2022 perbandingan AKI menjadi 93 per 100.000 kelahiran hidup,” kata Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin, 6 Maret 2023.

Baca Juga: Gubernur Khofifah Tidak Hadir Saat Dipanggil KPK, Ini Penjelasan Sekdaprov

Dengan jumlah kematian ibu sebanyak 499 kasus di tahun 2022 ini, lanjut Khofifah, maka Pemprov Jatim berhasil mencatatkan jumlah kematian ibu terendah sepanjang 7 tahun terakhir. Di mana tahun 2016, jumlah kematian ibu di Jatim mencapai angka 534 kasus, dan turun menjadi 529 kasus pada 2017.

Kemudian di tahun 2018 kembali turun menjadi 522 kasus, dan 2019 turun menjadi 520 kasus. Sedangkan 2020, jumlah kematian ibu tercatat sebanyak 565 kasus, dan naik 1.279 kasus pada 2021. Dimana, jumlah kematian Ibu tahun 2020 dan 2021 banyak disebabkan Covid-19.

“Dengan semakin baiknya penanganan Pandemi Covid-19, angka kematian ibu yang sempat meningkat akibat pandemi di tahun 2021 kini berhasil turun drastis. Bahkan angka ini lebih rendah dibanding sebelum pandemi,” katanya.

Khofifah mengklaim capaian itu menjadi bukti bahwa layanan kesehatan masyarakat di Jatim semakin membaik, terutama bagi para ibu yang hendak melahirkan beserta bayinya. Baik dari sisi kualitas tenaga kesehatan maupun infratsruktur dan fasilitas kesehatan di Jatim, sehingga semakin menjamin taraf hidup para ibu dan bayi.

Baca Juga: Survei The Republic Institute: 71,4 Persen Warga Jatim Puas dengan Kinerja Khofifah - Emil

Meski berhasil mencapai penurunan angka kematian ibu secara drastis, Gubernur Perempuan Pertama di Jawa Timur ini juga mengajak para pihak terkait untuk semakin erat membangun sinergitas. Sehingga Angka Kematian Ibu dan Bayi di Jatim bisa semakin ditekan.

“Mari kita perkuat kolaborasi dan sinergitas untuk bisa semakin memberikan layanan terbaik bagi para ibu. Saya minta kepada Kadinkes Jatim untuk terus mengawal kesehatan ibu dan anak di Jatim dengan meningkatkan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Erwin Astha Triyono, menyatakan berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah percepatan dalam penurunan AKI/ AKB di Jatim, beserta seluruh jajaran Dinkes kabupaten/ kota telah melakukan berbagai upaya percepatan dalam penurunan AKI/ AKB.

Baca Juga: Presiden PKS dan Gubernur Jatim Bahas Kolaborasi Pembangunan Gerbang Baru Nusantara

"Salah satunya dengan meningkatkan kunjungan layanan pemeriksaan kehamilan dari 4 kali menjadi 6 kali dimana pada trimester 1 dan 3 dokter berperan aktif dalam pemeriksaan kehamilan dengan pemeriksaan USG terbatas,” kata Erwin.

Selain itu, juga meningkatkan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan bayi baru lahir dengan kunjungan neonatus, sistem rujukan, serta melakukan pendampingan ke RSUD kabupaten/ kota lokus AKI-AKB dari RS rujukan Pemerintah Provinsi Jatim yaitu RSUD dr. Sutomo dan RSUD dr. Saiful Anwar.

“Pemberdayaan masyarakat juga penting, sehingga kami juga melakukan penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung program kesehatan ibu dan anak melalui gerakan ibu hamil sehat, kelas ibu hamil, kelas ibu balita, posyandu, pemanfaatan buku KIA dan program perencanaan persalinan dan pencegahan komplikasi (P4K) serta didukung oleh TP PKK/ organisasi kemasyarakatan,” ujarnya.

Editor : Wasi

pusaran.net auto

Berita Lainnya

pusaran.net horizontal