pusaran.net – Pemantauan hilal Ramadan 1446 Hijriah di Surabaya menghadapi kendala akibat cuaca tak mendukung dan hujan mengguyur kota, hingga sulit terlihat.
Sejumlah mahasiswa dan dosen dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya terlibat dalam observasi rukyatul hilal ini mencoba memantau menggunakan teleskop dari Gedung Twin Tower UIN Sunan Ampel Surabaya.
Baca Juga: SIER Sabet Dua Penghargaan dalam Anugerah BUMN 2025 atas Komitmen ESG
Namun, sayangnya terhalang mendung tebal membuat visibilitas hilal terhalang.
Penanggung Jawab Observatorium Astronomi Sunan Ampel (OASA) Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya, Novi Sopwan, menjelaskan bahwa meskipun tinggi hilal di Surabaya mencapai 3,7 derajat dengan elevasi 5,7 derajat, peluang untuk melihatnya sangat kecil.
“Jika dilihat dari visibilitas hilal, sangat sulit untuk diamati, terlebih karena cuaca beberapa jam lalu hujan dan saat ini masih mendung,” kata Novi kepada wartawan, Jumat (28/2/2025).
Hingga pukul 17.00 WIB, pihaknya telah menggunakan teleskop dan berbagai alat bantu, tim pemantau tetap tidak dapat melihat hilal.
Novi menambahkan bahwa secara teori, hanya Aceh yang berpotensi bisa melihat hilal karena posisinya lebih menguntungkan.
“Secara pengalaman dan teori, hilal memang sulit terlihat di Surabaya. Kemungkinan besar, hilal baru bisa diamati di wilayah lain seperti Aceh,” tambahnya.
Baca Juga: Aritmia: Pembunuh Senyap Jantung, Kenali Gejalanya Sebelum Terlambat
Sementara itu, Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Timur menggelar rukyatul hilal di 30 lokasi berbeda. Pemantauan ini dilakukan menjelang maghrib, sekitar pukul 17.00 WIB.
Ketua Tim Kemasjidan, Hisab Rukyat, Pembinaan Syariah dan Sertifikasi Halal Kanwil Kemenag Jatim, M. Fauzi, mengatakan bahwa pemantauan melibatkan Kementerian Agama, ormas Islam, perguruan tinggi, ahli falak, BMKG, dan pengadilan agama.
Menurut Fauzi, ketinggian hilal di seluruh Indonesia berada di atas ufuk dengan kisaran antara 3° 5,91’ hingga 4° 40,96’, serta sudut elongasi 4° 47,03’ hingga 6° 24,14’.
“Hasil rukyatul hilal ini akan menjadi bahan pertimbangan dalam Sidang Isbat yang digelar malam ini,” jelasnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Beri Surat Peringatan Pembongkaran Bangunan di Sungai Kalianak
Sidang Isbat awal Ramadan 1446 H akan diselenggarakan di Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta.
Sidang ini akan dihadiri perwakilan duta besar negara sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, MUI, BMKG, serta sejumlah lembaga riset seperti BRIN, BIG, Observatorium Bosscha ITB, dan Planetarium Jakarta.
Selain itu, pakar ilmu falak dari berbagai organisasi Islam dan perwakilan pondok pesantren juga akan turut serta dalam sidang. Keputusan resmi mengenai awal Ramadan akan diumumkan setelah sidang berlangsung. (pn3)
Editor : Wasi