Welcome dinner menyambut tamu ICAS ke-13 kali ini, turut dihadiri oleh Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, dan Rektor UNAIR Mohammad Nasih. Tidak hanya itu, dalam kegiatan ini juga dihadiri oleh 1500 tamu undangan dari 598 perguruan tinggi yang berasal dari 66 di dunia.
Dalam kesempatan ini, Wali Kota Eri Cahyadi menyambut baik kehadiran para tamu undangan ICAS ke-13 di Kota Surabaya. Di kesempatan ini pula, Wali Kota Eri Cahyadi melalui sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Wali Kota Armuji, memberikan gambaran besar tentang budaya, kultur, keunikan, wisata, dan segala potensi yang ada di Kota Surabaya.
Baca Juga: Gerakan Pangan Murah Sasar Warga Gununganyar Surabaya
“Surabaya adalah kota yang lekat dengan predikat sebagai Kota Pahlawan. Predikat ini merupakan sebuah gambaran perjuangan arek-arek Suroboyo yang menunjukkan semangat gotong royong di dalam sebuah pertempuran besar, pasca proklamasi kemerdekaan,” kata Wali Kota Eri dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Wali Kota Armuji.
Tak lupa, Wali Kota Eri juga sempat mengenalkan wisata Kota Lama kepada para tamu undangan yang hadir di Balai Kota kemarin malam. Dirinya mengajak para tamu undangan untuk menyempatkan diri hadir ke empat zona yang ada di kawasan wisata Kota Lama. Mulai dari Zona Eropa, Zona Pecinan, Zona Melayu, hingga Zona Arab.
“Tempat ini (Kota Lama) merupakan bagian dari upaya untuk Pemkot Surabaya melestarikan sejarah dan meningkatkan kunjungan pariwisata di Kota Surabaya,” ujarnya.
Selain wisata Kota Lama, ia juga mengenalkan wisata sejarah yang berada di kawasan Kampung Peneleh dan Kampung Tambak Bayan. Dia menyebutkan, di kawasan ini para tamu undangan ICAS ke-13 dapat belajar secara langsung mengenai kultur, sosial, serta budaya Kota Surabaya.
“Kami harap kunjungan para tamu ke tempat-tempat tersebut bisa membawa kesan positif. Selain itu, diharapkan bisa memberikan inovasi dan gagasan positif yang bermanfaat untuk masyarakat ke depannya,” sebutnya.
Di samping itu, Rektor UNAIR, Mohammad Nasih turut mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Eri Cahyadi dan Wakil Wali Kota Armuji, serta jajaran di Pemkot Surabaya yang telah memberikan sambutan baik kepada para tamu undangan yang hadir di balai kota kemarin malam. Dalam kesempatan ini, ia menyebutkan berbagai tempat menarik yang dapat dikunjungi oleh para tamu saat berada di Kota Surabaya.
Nasih menyebutkan, selama di Surabaya para tamu ICAS dapat berkunjung ke Tugu Pahlawan, Monumen Bambu Runcing, dan Hotel Majapahit. Dirinya juga menyebutkan, di Kota Surabaya, juga akan menemukan berbagai kampung unik, mulai dari Kampung Ampel, yang terdapat suku Arab dan Kembang Jepun yang terdapat suku Tionghoa.
Baca Juga: Surabaya Berencana Tambah Armada Bus Sekolah
“Kampung ini memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri, dan itu menjadi salah satu keunikan yang mewarnai karakteristik Kota Surabaya,” sebutnya.
Di sisi lain, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi, dan Community Development (RICD) UNAIR, Ni Nyoman Tri Puspaningsih sebelumnya mengatakan, bahwa gelaran akbar ini menjadi salah satu upaya UNAIR dalam mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs), yang berfokus pada kemitraan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
“Dengan adanya gelaran ini akan banyak kegiatan terlaksana, tidak hanya menghubungkan antara akademisi dengan akademisi, akan tetapi juga akademisi dengan para praktisi. Mereka dapat berdiskusi dalam memecahkan permasalahan bersama,” ujar Nyoman.
Nyoman berharap, dengan berlangsungnya ICAS ke-13 ini, dapat memperluas kontribusi UNAIR dalam jejaring internasional. “Kami berharap ICAS ke-13 dapat membawa UNAIR dalam meningkatkan reputasinya, tidak hanya memberikan kontribusi secara lokal atau nasional, akan tetapi juga perguruan tinggi, yang merupakan bagian dari akademisi global,” harapnya.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Hapus Denda Pajak Bumi dan Banggunan Sampai Akhir Desember
Sementara itu, Direktur Airlangga Institute of Indian Ocean Crossroads (AIIOC), Lina Puryanti menambahkan, ICAS pertama kali diinisiasi oleh International Institute for Asians Studies (IIAS) yang berpusat di Leiden, Belanda. ICAS diinisiasi sebagai wadah diskusi dan berbagi wawasan terkini tentang Asia. Tidak hanya panggung diskusi antar akademisi, ICAS turut melibatkan praktisi budaya, kesenian, hingga masyarakat sipil.
“Kampus bukan satu-satunya tempat ilmu pengetahuan diproduksi, tapi juga menjadi tempat yang bersinergi dengan masyarakat, seniman, ataupun berbagai kelompok masyarakat lainnya,” tambah Lina.
Lebih lanjut, Lina mengungkapkan, bahwa alasan Surabaya terpilih menjadi tuan rumah ICAS ke-13 adalah karena keunikannya. Kota yang terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan tersebut memiliki sejarah dan keberagaman yang menjadi daya tarik tersendiri. “Karena Surabaya memiliki berbagai kampung bersejarah yang sangat menarik,” pungkasnya.
Diketahui ICAS ke-13 ini berlangsung di Kota Surabaya mulai 28 Juli hingga 1 Agustus 2024. Perhelatan akbar ini merupakan salah satu konferensi dan festival internasional terbesar di dunia. (pn2)