Pusaran.Net – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama PT. Kereta Api Logistik menandatangani Perjanjian Kerja Sama sebagai landasan untuk implementasi optimalisasi akses transportasi dan distribusi hasil kelautan dan perikanan, yang merupakan unsur penting dalam penguatan logistik ikan.
Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama dilakukan oleh Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar dan Direktur Utama KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah di Stasiun Kalimas Surabaya, bersamaan dengan kegiatan launching logistik perikanan menggunakan moda kereta api.
Baca Juga: Kecelakaan KA Maliboro Ekspres di Palang Pintu: Akibat Kecerobohan Pengguna Jalan
Sekretaris Jenderal KKP Antam Novambar menyampaikan bahwa salah satu program prioritas KKP adalah penerapan Penangkapan Ikan Terukur berbasis quota di 6 zona penangkapan dan pengembangan budidaya perikanan yang ramah lingkungan. Dari sisi hulu, KKP menargetkan peningkatan produksi perikanan yang bermutu, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan protein hewani dan gizi dari ikan.
“Sifat hasil perikanan yang mudah rusak dan turun mutunya bila tidak ditangani dengan baik terutama penanganan pada saat pengangkutan, membutuhkan kinerja logistik dan sistem rantai dingin yang handal”, ujar Antam.
Antam menambahkan bahwa program terobosan sektor kelautan dan perikanan yang dilaksanakan oleh KKP mengusung prinsip ekonomi biru untuk mencapai keseimbangan antara pengelolaan ekologi lestari, nilai ekonomi yang berkelanjutan dan tercapai kesejahteraan masyarakat. Perikanan tangkap dan perikanan budidaya sebagai hulu produksi sektor ini perlu didukung dengan kemampuan daya saing di sisi hilirnya sehingga dapat berkesinambungan dengan tuntutan penyediaan jasa transportasi yang efektif dan efisien.
“Dalam hal ini kinerja Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) perlu diterapkan dengan optimal dan didukung seluruh stakeholders, termasuk dukungan dari sektor swasta,” tegasnya.
Di tempat yang sama, Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan melaporkan data lalu lintas ikan, pada tahun 2021 sebanyak 109,46 ribu Ton masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak yang terdiri atas 78,58 ribu Ton untuk konsumsi dengan komoditas utama yaitu ikan layang, udang, tuna, dan ikan lainnya, sedangkan 30,88 ribu Ton untuk non konsumsi, dengan komoditas utama rumput laut dan kulit kerang Mutiara. Adapun 7 (tujuh).
Baca Juga: Target Tahun 2024 Sebesar Rp 9 Trilliun, KKP Gelar Forum Investasi - Bisnis Tuna di Surabaya
“Pelabuhan muat hasil perikanan di atas antara lain berasal dari Timika, Tarakan, Makasar Ambon, Bitung, Kendari, Dobo, dan wilayah Indonesia Timur lainnya,” terang Ishartini.
Pengiriman hasil perikanan menggunakan kereta api pada tahun 2021 mencapai 1.549 teus dan tahun 2022 per Agustus mencapai 1.036 teus. KKP berharap agar jumlah ini semakin meningkat seiring dengan berkembangnya sektor kelautan dan perikanan.
“Oleh karena itu, distribusi dan transportasi menggunakan kereta api diharapkan dapat lebih mendukung sektor kelautan dan perikanan, serta para pelaku usaha perikanan, mengingat hasil perikanan merupakan komoditas yang perishable good (mudah rusak),” ujar Ishartini.
Baca Juga: Target Tahun 2024 Sebesar Rp 9 Trilliun, KKP Gelar Forum Investasi - Bisnis Tuna di Surabaya
Adapun Direktur Utama KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah sangat menyambut baik teruwujudnya kerjasama ini. “Terimakasih atas kepercayaan KKP terhadap KAI Logistik, dan mudah-mudahan semua yang direncanakan bersama diantaranya Layanan Multimoda, Pengembangan Infrastruktur, Fasilitasi Program Kerjasama dan Kemitraan, Peningkatan Operator dalam Penerapan SRD dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang luar biasa bagi berbagai pihak,” ungkap Malik.
Melalui kerjasama ini, KAI Logistik berharap mampu menjadi pionir sebagai transporter hasil distribusi perikanan menggunakan reefeer container ataupun LCL (Less Than Container Load) dengan dukungan fasilitas lain khususnya terminal logistik yang dilengkapi dengan supply electricity plugging dan memastikan ketahanan suhu dalam memastikan kualitas produk dalam kontainer reefer.
“Dengan hadirnya pilihan moda kereta api ini, kami juga menaruh harapan bahwa penggiat UMKM produk perikanan dan kelautan ataupun nelayan dapat mempertahankan mutu dan meningkatkan daya jual disamping mendorong ekonomi yang berkelanjutan yang berdampak pada sektor ekonomi dan sosial,”pungkasnya.(pn3)
Editor : Wasi