Pusaran.Net - Ditengah pandemi Covid-19, pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT) di RT 2, RW 04 Kelurahan Waru, Sidoarjo di duga tidak transparan. Ratusan warga yang tidak tercover bantuan sebesar Rp 600 ribu setiap bulan selama 3 bulan akan melakukan protes kepada kepala desa.
Mereka mau mempertanyakan penyaluran bantuan yang dianggap tak adil dan transparan. Pasalnya, selain nama mereka tidak tercantum, terdapat penerima BLT yang dianggap mampu namun namanya terdaftar sebagai penerima.
Nono (36 th) perwakilan warga mengatakan bahwa banyak warga yang tercecer tidak masuk penerima BLT. Padahal mereka sudah jelas - jelas miskin. Sedangan warga yang mampu dapat BLT.
"Saya kecewa, karena selama dilakukan pendataan dianggap tidak transparan. Bahkan ada penerima BLT dari keluarga mampu, seperti, SG ini. Dia orang kaya, kok terima BLT,' katanya,Minggu (17/5/2020).
Selain itu, menurut Nono, warga juga mengancam akan mengadu kepada anggota DPRD Sidoarjo, kalau Kepala Desa Waru tidak turun tangan menyelesaikan persoalan ini.
"Warga sepakat, akan datangi gedung DPRD Sidoarjo. Kalau Kepala Desa Waru tidak bisa selesaikan masalah BLT ini,"ancamnya.
Menurut aturan pemerintah, syarat warga penerima BLT adalah :
- Selain mengandalkan data Kemensos, pemerintah juga akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah. Pendataan dilakukan dari tingkat terendah, yakni desa dan kelurahan.
- BLT akan disalurkan bagi warga miskin yang berdomisili di luar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
- Keluarga yang disasar dalam penyaluran BLT terkait virus corona belum menerima bantuan sosial dalam bentuk lain, seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) atau Kartu Sembako, serta Kartu Pra-Kerja. (pn2
Editor : Redaksi