Pusaran.Net - Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Surabaya diindikasikan ada permainan atau 'main mata' dengan beberapa kontraktor untuk dimenangkan dalam proyek pembangunan. Muncul keluhan dari beberapa kontraktor atas dugaan 'main mata' ini.
Indikasi tersebut terlihat dari beberapa proyek yang dimenangkan oleh kontraktor atau PT meski range harga yang ditawarkan tidak tergolong paling murah.
Dalam paket proyek yang dilelangkan LPSE putaran 2 tahun 2020, terlihat sekitar dua PT memenangkan beberapa proyek pembangunan gedung sekolah dasar dengan peringkat range harga tidak lebih murah dari yang lain.
Secara teknis, salah satu faktor terpilihnya kontraktor untuk menjalankan proyek adalah faktor harga, selain kelengkapan admi nistrasi serta track record.
Menyikapi kejanggalan ini, Sekretaris Komisi C DPRD Surabaya, Agung Prasojo mengaku telah lama mengamati serta menerima keluhan dari peserta lelang
"Saya juga gak tahu kok, selama ini juga saya lagi mengamati tuh. Kemarin masalah apa namane ada yang masalah juga gitu, nomer dua menang, terus di satu sisi di obyek lain nomer Tiga menang, sekarang sampean laporan nomer Empat menang. Itu saya lagi amatin, nanti saya panggil kenapa kok sampai mbulet disitu," kata Agung Prasojo ketika dikonfirmasi, Senin (13/01/2020).
Karena banyaknya pemenang lelang proyek dengan harga lebih tinggi, Agung berencana mempertanyakan kepada panitia LPSE agar dugaan yang simpang siur selama ini bisa dihentikan.
Jika persoalan klasik semacam kelengkapan administrasi menjadi dugaan kendala bagi peserta lelang proyek untuk mendapatkan proyek dengan harga terendah dari LPSE, maka seharusnya ketentuan yang ditetapkan disebutkan secara lengkap di websitenya.
"Ya klasik, harusnya kan dari awal klausul itu mungkin ya klasifikasi tidak dipenuhi atau terpenuhi, dari awal harus sudah itu. Terus sudah ketentuannya," jawab Agung.
Karena itulah, LPSE sebagai pihak yang mengadakan lelang akan dimintai pendapatnya dalam waktu dekat mengapa sering muncul dugaan negatif dan keluhan setelah lelang proyek selesai digelar, salah satu contohnya proyek pembangunan SMP Negeri 1 Surabaya.
"Itu kan yang tahu unit lelangnya kita gak tahu, makanya harus ditanyakan dulu kita panggil LPSEnya baru tahu", tegas Agung.
Sementara itu, panitia LPSE Loly saat dimintai konfirmasi melalui telepon, tidak bisa dihubungi karena nomer handphonenya tidak aktif.(pn2)
Editor : Redaksi