Film "Seribu Bayang Purnama" Tayang di Bioskop, Mengisahkan Perjuangan Petani Kecil

pusaran.net

pusaran.net - Film "Seribu Bayang Purnama" kini dapat disaksikan di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Film ini mengisahkan perjuangan petani kecil dalam menghadapi tantangan kapitalisasi pertanian dan dominasi pupuk kimia pabrikan.

Dengan latar belakang pertanian, film ini menyajikan kisah inspiratif tentang keteguhan dan semangat petani kecil dalam memperjuangkan hak-hak mereka. Melalui film ini, penonton dapat memahami betapa pentingnya pertanian dan peran petani dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Baru 2 Hari Diputar di Bioskop, Rating Eva: Pendakian Terakhir Ungguli Film-film Hollywood

"Seribu Bayang Purnama" menjadi film bertema pertanian pertama di Indonesia yang menyajikan kisah nyata dan inspiratif tentang perjuangan petani kecil. Film ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi masyarakat terhadap pertanian dan peran petani dalam kehidupan sehari-hari.

Sutradara Film ini, Yahdi Jamhur mengatakan film yang menyoroti perjuangan serta persoalan petani nasional dalam kehidupan sehari - hari di negeri agraris. Dan ceritanya diangkat ke layar lebar berdasarkan kisah nyata petani Indonesia yang terus berjuang memenuhi kebutuhan pangan Nasional seperti program pemerintah.

Film yang proses syutingnya 15 hari ini juga memberikan pandangan solusi untuk menekan harga promo produksi pangan seperti jagung, dengan memproduksi pupuk, pestisida dari bahan yang disekitarnya agar para petani sejahtera.

"Ini semua alami, kita cuma menawarkan itu," ucapnya saat ditemui di Surabaya. Rabu (9/7/2025).

Yahdi menerangkan, untuk membuat film ini dia juga melibatkan petani asli dalam proses syutingnya agar masyarakat tahu realita yang ada dalam dunia pertanian Indonesia.

Baca juga: Berdasar Kisah Nyata, Film Horor Eva: Pendakian Terakhir Tayang di Bioskop Surabaya

"Persoalan terberat di pertanian kita, petani itu sendiri, petani kecil terutama itu posisinya bukan sebagai subyek, bukan sebagai produsen tapi lebih ke obyek," terangnya.

"Jadi mereka tidak bisa merdeka menentukan keinginannya sendiri, sangat tergantung karena punya hutang dan segala macamnya," imbuhnya.

Seribu Bayang Purnama sejalan dengan program swasembada pangan meski film tersebut dibuat sebelum pergantian Presiden Indonesia sekarang. Tentunya film ini adalah karpet merah bagi petani dan mengedukasi generasi muda..

Baca juga: Bank Permata Tanam 100 Bibit Pohon Kopi di Batu

"Kita mungkin sama-sama tahu regenerasi petani sangat sulit karena orang nggak mau hidupnya susah. Kebanyakan kita tahu petani hidupnya susah, nah kita di sini menawarkan ke petani kita sebenarnya juga ada loh cara supaya petani kita sejahtera," pungkasnya.

Saat diputar perdana di enam kota termasuk Surabaya sebagai kota terakhir, banyak penonton memakai kostum petani sebagai bentuk apresiasi kepada masyarakat yang berprofesi sebagai petani.(pn3)

Editor : Wasi

Peristiwa
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru