pusaran.net — Digitalisasi usaha mikro menjadi langkah mendesak untuk mendorong UMKM bertahan dan berkembang di tengah ketatnya persaingan global.
Dalam kegiatan "Sarasehan Bareng Mas Fuad" bertajuk Penguatan "Ekonomi Mikro dalam Persaingan Global" yang digelar di Hotel Gold Vitel Surabaya, tiga narasumber menekankan pentingnya inovasi, pendampingan, dan strategi pemasaran digital agar pelaku UMKM tidak tertinggal.
Baca Juga: BPR SAU Surabaya Hadirkan Kredit UMKM, Bunga Rendah
Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur Fuad Benardi menyatakan bahwa pelaku UMKM perlu didorong untuk tidak hanya berpikir lokal, tetapi mampu menjangkau pasar yang lebih luas melalui digitalisasi.
“Kalau dulu orang jualan cukup di kampung atau pasar, sekarang tidak cukup. UMKM harus berani naik level, masuk ke dunia digital, supaya produk mereka punya daya saing. Dan ini butuh dukungan pelatihan dan akses teknologi dari pemerintah,” katanya.
Sementara itu, Dosen Universitas Dr. Soetomo sekaligus anggota Tim OPOP Jatim, Dr. Meithiana Indrasari, menjelaskan bahwa ekosistem ekonomi mikro yang kuat memerlukan strategi lintas sektor yang terintegrasi.
“Banyak pelaku usaha mikro belum masuk ke sistem digital, baik karena keterbatasan pengetahuan maupun kurangnya fasilitas. Padahal konsumen hari ini menuntut kecepatan, kemudahan transaksi, dan kualitas layanan. Karena itu, transformasi digital tidak boleh ditunda. Kita perlu dorong pelatihan berkelanjutan, inkubasi bisnis, dan integrasi UMKM dengan pasar digital nasional,” ujarnya.
Menurut Meithiana, program seperti digital onboarding, pelatihan branding, dan kerja sama dengan marketplace bukan hanya solusi teknis, tetapi bagian dari perubahan budaya usaha.
Baca Juga: Fuad Benardi Tegaskan GCG Sebagai Pondasi Pembangunan Pro-Rakyat
“Kita tidak bisa berharap UMKM kuat tanpa memberikan mereka fondasi digital. Kolaborasi pentahelix sangat penting agar setiap pihak, dari pemerintah sampai komunitas, punya peran konkret dalam proses ini,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pelaku UMKM program Pahlawan Ekonomi Surabaya, Siti Aminah, menyampaikan bahwa tantangan terbesar dalam memulai transformasi digital bukan pada alat, tetapi pada keberanian untuk mencoba.
“Saya dulu gaptek. Takut salah, takut ditipu. Tapi setelah belajar dari komunitas Pahlawan Ekonomi Surabaya dan ikut pelatihan, saya mulai berani Semanggi Kering atau instan jualan lewat WhatsApp. Sekarang pelanggan saya banyak yang dari luar kota, bahkan luar pulau. Rasanya seperti usaha kecil saya punya sayap,” ujarnya.
Siti menyampaikan harapannya agar program Pahlawan Ekonomi kembali digaungkan dan dijalankan secara konsisten.
Baca Juga: Fuad Benardi Tegaskan GCG Sebagai Pondasi Pembangunan Pro-Rakyat
Menurutnya, program tersebut terbukti mampu memberikan manfaat nyata, khususnya dalam membantu pelaku UMKM untuk meningkatkan pendapatan serta memperluas peluang usaha mereka di tengah tantangan ekonomi.
Para narasumber sepakat bahwa penguatan ekonomi mikro tidak hanya bisa bergantung pada modal dan produk, tetapi juga pada inovasi cara menjual, membangun relasi dengan pelanggan, dan menjawab tuntutan pasar digital.
Literasi digital, pendampingan berkelanjutan, serta kebijakan yang berpihak menjadi tiga fondasi utama agar UMKM Indonesia bisa bersaing di tingkat global. (pn2).
Editor : Wasi