Pusaran.Net - Ratusan Massa mengatasnamakan Keluarga Besar Masyarakat Indonesia Timur gelar aksi demo damai di depan gedung Grahadi, jalan Gubernur Suryo Surabaya, Senin (02/09/2019).
Koordinator Aksi Keluarga Besar Masyarakat Indonesia Timur Surabaya, Irwan Marasabessy mengatakan, bahwa permasalahan mahasiswa Papua di Jawa Timur khususnya Surabaya dan Malang, menyebabkan eskalasi konflik yang semakin tinggi di berbagai daerah khususnya di Tanah Papua.
Permasalahan tersebut berawal dari kasus dugaan pelecehan bendera Merah Putih di Asrama Mahasiswa Papua Jl. Kalasan, Surabaya. Ada oknum yang diduga penghuni asrama membuang bendera ke dalam selokan, sehingga memicu kemarahan masyarakat.
"Di tengah-tengah kemarahan warga tersebut ada oknum yang secara spontan mengeluarkan umpatan rasisme yang tentu tidak dapat dibenarkan dan harus kita kutuk bersama",tegas Irwan.
Saat ini, lanjut Irwan, para pelaku yang diduga terlibat dalam kasus rasis tersebut sudah diperiksa aparat kepolisian, bahkan Korlapnya ditetapkan sebagai tersangka, sementara pelaku pelecehan simbol negara hingga kini belum ada kabar pemeriksaan siapa-siapa pelakunya.
"Kejadian ini dengan cepat diviralkan dan dipropagandakan oleh pihak-pihak berkepentingan yang menginginkan Indonesia terbelah, sehingga dengan cepat menyebar dan memicu kerusuhan di berbagai daerah khususnya di Papua dan Papua Barat",tambahnya.
Kondisi ini diperparah dengan banyaknya berita hoaks terkait kasus di Surabaya yang semakin memperkeruh suasana. Bahkan, ada pihak-pihak tertentu dari LSM yang diduga melakukan provokasi, baik melalui statement di media maupun menemui langsung mahasiswa Papua, seakan-akan ada intimidasi dan pengusiran terhadap mahasiswa Papua di Jawa Timur.
Akibatnya, muncul opini bahwa mahasiswa Papua di Jawa Timur merasa ketakutan untuk berkomunikasi dengan pihak lain, padahal pada kenyataannya mahasiswa dan masyarakat Papua hidup nyaman dan aman di Surabaya.
"LSM dan kelompok yang berkepentingan juga tidak obyektif dalam melihat akar permasalahan, mereka tidak pernah membicarakan soal bendera sebagai simbol negara yang dilecehkan",pungkasnya.
Melihat kondisi tersebut, pihaknya dari Keluarga Besar Masyarakat Indonesia Timur di Surabaya dan Masyarakat Jawa Timur menyatakan sikap sbb:
1. Mengapresiasi langkah Gubernur Jawa Timur dalam penanganan secara cepat kasus mahasiswa Papua di Surabaya.
2. Mendukung Pemprov Jawa Timur untuk melanjutkan langkah-langkah strategis penanganan masalah ini untuk menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa Papua dalam menempuh pendidikan di Jawa Timur.
3. Seluruh komponen senantiasa menjunjung tinggi persamaan derajat dan mencegah terjadinya tindakan diskriminatif terhadap sesama anak bangsa.
4. WASPADA Pemecah Belah Bangsa Manfaatkan Isu Papua.
5. Permasalahan Papua Jangan ditunggangi dengan Kepentingan Politik.
6. Orang Jawa Timur tidak Rasis, wong Suroboyo ora Rasis.
7. Stop provokasi dan berita hoax, karena hanya akan memperkeruh suasana.
8. Kami bangga dan cinta dengan Papua.
9. Papua Surga Kecil Turun ke Bumi, Papua bagian dari NKRI, dari dulu dan selamanya.
Demikian pernyataan sikap kami untuk Papua NKRI Harga Mati !!! (pn2)
Editor : Redaksi