Tradisi Tedak Siten, Cucu Pertama Bupati Ipong Milih Uang dan Mainan

avatar pusaran.net

Pusaran.Net - Bupati Ponorogo Ipong Ipong Muchlissoni masih memegang tradisi budaya Jawa hingga saat ini. Cucu pertamanya yang mulai bisa berjalan harus menjalani tradisi 'Tedak Siten".

Bertempat di pendopo Kabupaten Ponorogo, Sabtu (19/1/2019) cucu pertamanya,Tasanee Chalondra Benecia atau yang biasa disapa Canee menjalani prosesi Tedak Siten atau Turun Tanah bersama kedua orang tuanya, Aldhino Prima Wirdhan dan Mazaya Zhafarina Nur Islami.

Menurut Orang nomor 1 di Ponorogo tersebut, Dia sengaja melakukan prosesi Tedak Siten karena tradisi tersebut mungkin sudah mulai tergerus jaman. Mengenai tujuannya, Ipong mengatakan supaya anak-anak dan keluarga besar lainnya dapat mengenal tradisi atau budaya Jawa tempo dulu.

"Ingin uri-uri budaya Jawa. Sehingga semua bisa mengenal," katanya setelah acara.

Dulu saat masa kecilnya, papar Ipong, banyak warga mengadakan tradisi Tedak Sinten tersebut. Namun sekarang sudah jarang. Padahal, lanjut Ipong, Tedak Siten juga dikenal sebagai upacara turun tanah. Tedak berarti turun dan siten berasal dari kata tanah. Prosesi ini bertujuan untuk anak tumbuh menjadi mandiri

"Tadi dimandikan, kemudian dituntut jalan di atas jadah," katanya.

Kemudian, Cane menapaki tangga tanda menapaki kehidupan. Terakhir Cane di ditaruh dalam kurungan yang berisi mainan seperti buku dengan pulpen, selendang, boneka, stetoskop, pesawat terbang, dan lain-lain

"Dalam kurungan itu juga terdapat uang, buku, pensil, uang, mainan. Cane tadi milih uang dan mainan," urainya. (jn/pn3)

Editor : Redaksi

pusaran.net auto

Berita Lainnya

pusaran.net horizontal