Ini Pernyataan Sikap Delapan Elemen Relawan Jokowi Terkait Insiden Papua

avatar pusaran.net

Pusaran.Net - Relawan Jokowi menyoroti kondisi negara Indonesia pasca pemilu, khususnya masalah masalah yang terjadi saat ini, terutama maraknya gerakkan ektrimisme.

"Bukan hanya ekonomi. Ada soal lain juga, kami menyebutnya ekstrimis. Kemudian soal papua." kata Tedi wibisana, dari Aliansi Masyarakat Sipil, dalam acara Rembug Suroboyoan "Mengawal Merah Putih di Balai Pemuda Surabaya, Sabtu (31/8/2019),

Dalam kasus Papua, Dewan penasehat Almibas ini berharap agar pemerintah lebih aktif dalam berperan.

"Ini sepertinya pemerintah hanya menunggu. Padahal, kejadian kejadian ini juga membuat kondisi yang tidak bagus untuk jokowi. Ini juga menyangkut kewibawaan presiden." tegasnya

Sebagai relawan Jokowi yang berlatar belakang aktifis, dirinya harus berani mengkritisi mana yang benar dan mana yang salah.

"Jadi posisi kami bukan hanya memenangkan, tetapi juga bertanggung jawab terhadap kemenangan."lanjutnya

Oleh sebab itu, relawan jokowi mendesak agar Presiden harus mlerintahkan BIN untuk mengusut, mengingat ada yang mendalangi dalam kasus papua.

Teguh Priandoko sebagai Koordinator Satria Airlangga, juga mengungkapkan kesedihan dengan peristiwa yang terjadi di Papua hari-hari ini.

"Tapi kita juga marah atas pemicu awal munculnya rentetan peristiwa yang mengakibatkan terjadinya kekerasan dan perusakan fasilitas publik di Papua." ungkapnya

Karena itu, sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil di Jawa Timur, berharap agara tidak menjadikan Papua sebagai proyek politik yang membahayakan kehidupan bersama.

Untuk itu, delapan elemen relawan se Jatim, yakni Elemen : DKS, Ksatria Airlangga, ALMISBAT, ASSB,LAYAR PEKAD , PA GMNI, KBRS perjuangan Rumah Bhinneka meyatakan sikap sebagai berikut:

1.Papua adalah kita. Luka Papua adalah luka kita semua.

2. Kita sedih dengan peristiwa yang terjadi di Papua hari-hari ini. Kita berduka atas jatuhnya korban, baik dari kalangan masyarakat sipil maupun aparat keamanan.

3.Tapi kita juga marah atas pemicu awal munculnya rentetan peristiwa yang mengakibatkan terjadinya kekerasan dan perusakan fasilitas publik di Papua.

4. Kita pun mengutuk keras pihak-pihak yang menunggangi kerusuhan di Papua demi syahwat politik. Termasuk mereka yang justru bergembira dan bersorak atas peristiwa kerusuhan yang terjadi.

5.Kita tahu, tragedi ini berawal dari peristiwa yang terjadi di Kota Malang dan Surabaya. Dua kota di Provinsi Jawa Timur yang selama ini dikenal sangat toleran terhadap keberagaman. Malang dan Surabaya bahkan telah menjadi benteng kokoh pluralisme. Kebhinekaan menjadi makanan sehari-sehari warganya yang terkenal bersifat egaliter ini.

6. Namun tindakan rasisme yang ditunjukkan oleh segelintir orang di dua kota itu, baik sipil maupun aparat, telah merusak suasana damai yang selama ini terjaga kuat.

7. Karena itu, sebagai bagian dari elemen masyarakat sipil di Jawa Timur, kita meminta Presiden Jokowi tegas menindak siapa pun yang secara sengaja melakukan tindakan rasisme dan intoleran terhadap sesama warga negara. Jangan jadikan Papua sebagai proyek politik yang membahayakan kehidupan bersama.

8. Cukup sudah bangsa ini dikoyak intoleransi dan radikalisme yang selama ini terkesan dibiarkan. Jangan ditambah lagi dengan memberi ruang terhadap sikap dan tindakan berbasis rasisme. Negara harus hadir di sini.

9.Kita adalah Papua. Kita semua adalah saudara. Merah darahku, putih tulangku! (pn2)

Editor : Redaksi

pusaran.net auto

Berita Lainnya

pusaran.net horizontal