Pusaran.Net - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Jawa Timur menggelar acara bedah buku 'Merahnya Ajaran Bung Karno: Narasi Pembebasan Ala Indonesia', karya Airlangga Pribadi Kusman, pada Sabtu (17/6/2023).
Acara bedah buku tersebut dihadiri Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, anggota DPR RI yang juga cucu Bung Karno, Puti Guntur Soekarno. Serta, Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, yang hadir secara daring via Zoom.
Baca Juga: Semarak Grand Launching Kota Lama, Dibuka Wali Kota Eri Dihibur Video Mapping Show
Hasto Kristiyanto mengatakan, acara yang digelar dalam rangka memperingati Bulan Bung Karno ini dipilih PDIP guna menggelar forum ilmiah untuk pemahaman edukasi terkait dengan ajaran Bung Karno.
"Buku ini membingkai kerangka intelektual dalam memahami ide, gagasan dan pemikiran Bung Karno, tentang tata kehidupan bernegara," kata Hasto.
Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur, Daniel Rohi manambahkan pihaknya sangat mengapresiasi buku karya Airlangga Pribadi yang berjudul "Merahnya Ajaran Bung Karno"
"Saya sangat berbahagia dan sangat mengapresiasi sekali atas buku yang ditulis oleh Mas Airlangga yang sudah membuat buku Merahnya Ajaran Bung Karno," katanya.
Rohi sapaan akrab politis PDIP ini menilai, pada buku tersebut terdapat pemikiran-pemikiran Bung Karno yang dikupas secara komperhensif dan secara ilmiah gitu.
"Jadi ada tulisan yang memang bisa memberikan gambaran secara ilmiah terkait ajaran dan pemikiran-pemikiran beliau,"ucapnya.
Sementara itu, Pengamat politik dan intelijen, Connie Rahakundini Bakrie, menilai bangsa ini perlu hadirkan kembali figur Bung Karno dalam menghadapi tantangan dan rintangan terhadap Indonesia.
Baca Juga: Presiden Jokowi Dijadwalkan Resmikan Jembatan Kaca Seruni di Kawasan Bromo Minggu Besok
"Gagasan gagasan Soekarno dari ajaran Marhaenisme dan Pancasila sangat menarik untuk dibahas. Buku ini membahas pula tentang Indonesia yang revolusioner. Sekarang ini kita butuh figur Bung Karno, sebelumnya kita seperti kehilangan figur yang sangat penting dalam sejarah Indonesia," kata Connie.
Connie ungkapkan buku tersebut membahas pula tentang kebangkitan New Emerging Forces dan bagaimana Bung Karno menghadapi berbagai ancaman asing.
" Bagaimana Bung Karno menghadapi tekanan dari Amerika dan Soviet. Buku ini menjelaskan tentang tantangan yang dihadapi Indonesia sebagai negara non-blok. Amerika tidak ingin Indonesia menjadi negara non-blok, dan buku ini menjelaskan tentang tantangan itu," paparnya.
Menurut Connie, ajaran Bung Karno sangat relevan dengan situasi politik dan sosial saat ini, terutama dalam membangun bangsa yang lebih baik dan menghadapi tantangan global seperti Indo-Pacific Security beserta ancamannya terhadap Indonesia.
"Bung Karno mengajarkan tentang apa namanya kehendak melawan belenggu dan itu diaplikasikan oleh Bung Karno dalam dalam pengambilan keputusan negara," ungkap Connie.
Baca Juga: Daop 8 Surabaya Resmi Operasikan Kereta Suite Class Compartment, Segini Harga Tiketnya
Connie menambahkan bagaimana gigihnya Bung Karno melawan Neokolonialisme barat dalam pidato yang berjudul Imperialisme Rahwana Dasamuka.
Ia sangat mengkhawatirkan apa yang diprediksi Bung Karno dalam pidato itu terhadap ancaman Neokolonialisne dan gabungan kapitalisme terhadap Indonesia seperti yang melanda Ukraina, Taiwan dan Connie khawatir akan menimpa Papua.
"Buku ini sangat penting untuk mengingatkan kita tentang ucapan Bung Karno. Apalagi Bung Karno sangat memuliakan Indonesia, tidak hanya Soekarno berjuang untuk Indonesia merdeka tapi juga memuliakan Indonesia," kata Connie.
Menutup presentasinya, Connie ingatkan perlunya menghormati ajaran Bung Karno. "Kita harus menghormati Bung Karno dan mewujudkan mimpinya untuk masa depan yang lebih baik," pungkas Connie. (pn2)
Editor : Wasi