Ksatria Airlangga (Alumni Universitas Airlangga for Jokowi-Ma'ruf) mengajak secara bersama-sama dan bergotong-royong kepada seluruh komponen masyarakat untuk tidak memilih caleg yang tidak mengkampanyekan Jokowi.
"Hal ini untuk menjadi garis tegas bahwa perjuangan menuju Indonesia maju yang adil dan makmur adalah perjuangan bersama. Perjuangan kolektif kita semua yang harus dilakukan dengan menempatkan kampanye presiden sebagai satu bagian tak terpisahkan dari kampanye caleg," tegas Ketua Ksatria Airlangga, Teguh Prihandoko kepada wartawan di Surabaya, Minggu (17/3/2019)
Menurut Teguh, masyarakat secara mudah bisa dengan melihat berbagai bentuk alat peraga caleg, baik itu berupa baliho, spanduk, leaflet, stiker, kalender, gelas dan lain sebagainya.
[caption id="attachment_2956" align="alignnone" width="520"] IMG 20190317 WA0048[/caption]
"Yang tidak menyertakan kampanye Jokowi-Ma'ruf dapat diartikan tidak bersama-sama secara kolektif membangun cita-cita Indonesia maju yang adil dan makmur, sehingga oleh karena itu tidak perlu kita pilih. Ksatria Airlangga memberikan approval atau persetujuan hanya kepada caleg yang ikut mengkampanyekan Jokowi Presiden," tukasnya.
Deklarator Ksatria Airlangga di Jakarta, Heru Hendratmoko menambahkan, kekritisan masyarakat intelektual, diperlukan untuk menjadi obor penyuluh bagi rakyat siapa calon anggota dewan yang perlu dipilih (approval) dan siapa yang perlu dihindari (disapproval).
"Fondasi pembangungan on the right track yang telah diletakkan Presiden Jokowi telah terancam. Ini terlihat dengan serangan sistematis kepada Pemerintahan Jokowi yang muncul dalam pelaksanaan kampanye pemilu, di mana penuh berita bohong dan membuat rakyat terpecah-belah," tutur Heru yang juga mantan Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) ini.
Pihaknya mencium ada indikasi yang sangat jelas, yakni kekuatan tertentu yang menumpang pada agenda Pemilu 2019. Mereka sejatinya adalah kekuatan yang anti NKRI, anti Bhinneka Tunggal Ika dan sangat bertolak belakang dengan cita-cita para pendiri bangsa.
Oleh karena itu, Ksatria Airlangga, yang merupakan jejaring Alumni Universitas Airlangga yang mendukung Jokowi-Ma'ruf dalam Pemilu 2019 mengajak seluruh masyarakat, khususnya masyarakat intelektual kampus untuk aktif melakukan pendidikan politik kepada rakyat agar dapat dicapai Indonesia yang dewasa secara politik, yang menghargai perbedaan pendapat.
[caption id="attachment_2958" align="alignnone" width="816"] IMG 20190317 WA0050[/caption]
Sebagaimana diketahui, identitas masyarakat Indonesia yang santun dan suka bermusyawarah hampir hilang terkikis proses kampanye Pemilu 2019 yang ditampilkan dengan cacian dan hujatan.
"Kami mengajak seluruh itelektual kampus untuk aktif menumbuhkan kesadaran publik bahwa ada lima surat suara dan tentunya perlu membuka ruang kritis terhadap empat surat suara lainnya selain surat suara Pemilu Presiden. Yaitu, surat suara DPD RI, DPR RI, DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota," pungkasnya. (pn2)
Editor : Redaksi