Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Kiai Maruf Amin, Hasto Kristiyanto menilai tertangkapnya Ketua Umum PPP Romahurmuziy (Rommy) menjadi pil pahit bagi Tim Kampanye Nasional, Jokowi - Makruf. Apalagi, posisi Romy menjabat sebagai Pengarah di TKN.
"Ini menjadi pil pahit bagi kita. Dan bisa menjadi pelajaran bagi kita semua. Dalam hal ini, kita tidak berbuat banyak. Sebab, kita tidak bisa intervensi hukum. Kita harus menghormati hukum." tegas Sekjen PDIP, Hasto Krisyanto, saat ditemui di kantor DPD PDIP, Jalan Karangsari, Surabaya, Sabtu (16/3/2019).
Kendati demikian, lanjut Hasto, demi kemenangan Jokowi Ma'ruf Amin pada Pilpres mendatang, PDIP tidak akan meninggalkan PPP. Sebab, apa pun yang menimpa PPP, diharapkan tidak mengurangi energi koalisi pada pilpres mendatang.
Mengenai pengakuan Romy yang merasa dijebak, Hasto enggan mengomentari lebih dulu. Karena sudah masuk ranah KPK.
"Kita tunggu keterangan resmi dari KPK. Saya sendiri juga belum mendengarkan. Sekali lagi, jadikan ini sebagai pelajaran. Kami akan menanggapi dengan bijak." lanjutnya.
[caption id="attachment_2947" align="alignnone" width="4128"] 20190316 121955[/caption]
Yang jelas, kata Hasto, kendati korupsi harus dilawan, PDI Perjuangan tetap mengganggap bahwa Romi yang merupakan ketua PPP, adalah tetap sahabat yang tidak boleh ditinggalkan.
"Rommy adalah sahabat bagi PDIP. Untuk itu, jangan ditinggalkan"pungkas Hasto. (pn2)
Editor : Redaksi