Pusaran.Net - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak berpesan agar para pengusaha di Jawa Timur, khususnya Surabaya, dapat senantiasa memberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia bisnis.
Hal ini disampaikannya dalam Forum Bisnis dan Rapat Kerja Cabang 2023 BPC Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Surabaya di Balai Pemuda Surabaya pada Selasa (7/3/2023).
Baca Juga: Survei The Republic Institute: 71,4 Persen Warga Jatim Puas dengan Kinerja Khofifah - Emil
Terobosan baru ini tak lain dan tak bukan adalah "faktor pembeda" atau distinguishing character dari HIPMI Surabaya. Yang mana Wagub Jatim ini berharap agar BPC HIPMI Surabaya dapat menjadi organisasi yang menanyakan "Perntanyaan Tepat" bagi para calon pengusaha muda Jawa Timur.
Ditekankan langsung oleh Emil, BPC HIPMI Surabaya dapat menjadi "Devil's Advocate" bagi para calon entrepreneur. Devil's Advocate inilah yang akan memberikan asesmen serta pertanyaan-pertanyaan tepat seputar faktor risiko, riset kompetitor, riset pasar, dan lain-lain terhadap bisnis yang akan dirintis.
"HIPMI Surabaya dapat menjadi Devil's Advocate untuk mengetes ide bisnis agar para calon pengusaha dapat menghindari unnecessary cost dalam eksekusi suatu business plan atau ide bisnis. Ini adalah upaya meminimalisisr resiko kerugian yang ada. Pemprov siap bersinergi dengan Pemkot dan HIPMI untuk menginisiasi hal ini. Barangkali HIPMI dapat membangun suatu pilot project untuk mengembangkan Devil's advocate ini," katanya.
Mantan Bupati Trenggalek ini pun melanjutkan, tujuannya tak lain dan tak bukan adalah membantu calon-calon pengusaha untuk meminimalisir kegagalan. Sehingga, ekosistem bisnis di Jatim dapat berkembang lebih pesat lagi. Hal ini mengingat bahwa banyak pengusaha Surabaya yang mengembangkan bisnis mereka di Kabupaten dan Kota lain, dan membantu perputaran ekonomi di daerah tersebut.
"Kalau kita bisa mengurangi jumlah faktor risiko sebetulnya bisa diketahui bisnis ini bisa sukses atau tidak. Tapi kadang di beberapa keadaan ketika seseorang membuat bisnis tidak ada yang ask the right question, atau tidak melakukan riset kompetitor dengan baik," ujar Emil.
"Pertanyaan yang tepat itu harus dicari. Kalau orang mau berbisnis sudah dikasih pertanyaan yang tepat, ini bisa meminimalisir kegagalan," lanjutnya.
Tak berhenti di situ, Emil pun menyampaikan sarannya kepada para calon pengusaha muda di Jatim. Ia menyebut bahwa calon para pengusaha harus benar-benar memahami economic character dan peluang usaha dalam suatu daerah. Terutama mengingat bahwa pola konsumsi di satu daerah pastinya berbeda dengan daerah lainnya.
Baca Juga: Safari Politik di Jatim, Sekjen DPP Demokrat Tekankan Pentingnya Konsolidasi Partai
Ia melanjutkan bahwa hal ini dapat ditemui dengan memperbanyak interaksi, komunikasi, dan refleksi. Baik dengan pasar potensial, rekan bisnis, maupun refleksi pribadi.
"Pertama kuncinya adalah mencari economic character dan opportunity di sana. Apa yang bisa dijual tidak terbatas pada apa yang biasanya sudah ada di Surabaya. Harus peka terhadap tren yang terjadi, pola konsumsi orang Surabaya berbeda sehingga haus memahami consumer behavior di Surabaya," tegasnya.
"Sekarang apa kira-kira ciri khas dari HIPMI Surabaya, apa yang menjadi distinguishing character. Kita tidak perlu mencarinya dengan ngoyo, kita perbanyak ineraksi, komunikasi, dan refleksi," Emil menyarankan
Orang nomor dua di Jatim ini lalu berpesan agar BPC HIPMI Surabaya dapat menjadikan Surabaya sebagai tolok ukur per-HIPMI-an. Sebab, sejak zaman dahulu pusat perdagangan internasional ada di Surabaya karena tempatnya yang strategis.
Baca Juga: Demokrat Yakin Emil Dardak Akan Tetap Setia
"Surabaya harus menjadi tolok ukur bagi perhipmian. Terutama karena Surabaya pada zaman dahulu merupakan perwakilan dari perdagangan internasional. Bukan di Batavia. Memang betul bahwa Surabaya ini memiliki tempat yang strategis," tukasnya.
Emil pun memaparkan bahwa 7% perekonomian ASEAN ada di Jawa Timur. Tolok ukurnya adalah sumbangsih PDRB, di mana Surabaya menyumbang 1/4 persen. Serta pengaruhnya terhadap daerah lain, di mana pengusaha Surabaya turut menjadi penggerak ekonomi di wilayah luar Surabaya. BPS juga mencatatkan, bahwa perekonomian Jatim tumbuh 5, 34% di atas rata-rata nasional.
Di akhir, Emil turut mengimbau pada para pengusaha HIPMI untuk bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman dan bergeser dari pola bisnis tradisional menjadi lebih lincah serta adaptif. Lalu, memberikan sorotan terhadap hal-hal jangka pendek yang juga bisa dikembangkan seperti Puspa Agro. Ia pun mengucapkan selamat atas adanya Forbis dan Rakercab ini, juga mengapresiasi sinergi antara BPC HIPMI Surabaya dan pemerintah Kota Surabaya.
"HIPMI harus bisa bergeser dari tradisional menjadi agile. Banyak sekali ruang-ruang yang bisa kita optimalkan seperti dengan mengoptimalkan Puspa Agro, contoh jarak dekatnya. Selamat atas adanya rakercab ini. Ada Forum bisnis juga. Saya senang mmelihat sinergi yang terjalin antara HIPMI dan Pemkot, Pemprov Jatim sepenuhnya mendukung kiat-kiat pengusaha muda di sini," tutupnya.(pn1)
Editor : Wasi