Pusaran.Net - Akibat intensitas hujan tinggi di sejumlah daerah di Jawa Timur menimbulkan berbagai macam penyakit salah satunya, Leptospirosis yakni bakteri yang berasal dari kencing tikus mulai menyerang warga. Gejala yang ditimbulkan bisa ringan dan berat. Kalau berat taruhannya nyawa melayang.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur, Erwin Astha Triyono, menyebut Kabupaten Pacitan dan Tulungagung merupakan daerah terparah terinfeksi penyakit leptospirosis atau yang dikenal dengan wabah kencing tikus. Hingga saat ini, tercatat sembilang orang meninggal dunia setelah terinfeksi penyakit tersebut.
Baca Juga: Kinerja Positif SIER Tahun 2024 Tuai Apresiasi Pemegang Saham
"Sebanyak enam orang meninggal dunia di Pacitan, dan di Tulungagung tiga orang meninggal," kata Erwin, dikonfirmasi, Senin, 6 Maret 2023.
Erwin menegaskan saat ini belum perlu ditetapkan Kejadian Luar Biasa (KLB) di Pacitan dan Tulungagung. Meski penyakit itu meluas. "Jadi untuk saat ini masih belum perlu KLB ya," ujarnya.
Baca Juga: Gubernur Khofifah Tidak Hadir Saat Dipanggil KPK, Ini Penjelasan Sekdaprov
Untuk itu, kata Erwin, Dinkes Jatim mendorong surveilans kesehatan khususnya di Pacitan dan Tulungagung. Sehingga dapat mencari riwayatnya secara utuh untuk menekan angka kasus tersebut.
"Dinkes Jatim akan mengumpulkan Dinkes Kabupaten/Kota untuk bekerja ekstra mencegah dan menekan kasus. Kemenkes juga turut membantu penanganannya," katanya.
Baca Juga: World Expo 2025 Osaka, Jatim dan SIER Perkuat Posisi sebagai Mitra Investasi Global
Hingga kini, sembilan Kecamatan di wilayah Kabupaten Pacitan mewabah penyakit leptospirosis. Merebaknya penyakit ini diduga akibat curah hujan tinggi dan berkembangnya populasi tikus yang ikut meyebarkan bakteri tersebut.
Leptospirosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri berbentuk spiral yang disebut Leptopira Interrogans. Bakteri ini terkandung di dalam air kencing, darah atau jaringan dari hewan pengerat seperti tikus, sapi, anjing dan babi. (pn3)
Editor : Wasi