Pusaran.Net - Berkaca dari prestasi ASIAN Games 2018, KONI Jatim siap menurunkan atlit lapis Kedua untuk meraih hasil maksimal di SEA Games 2019, seperti yang di instruksikan Menpora Indonesia sesuai Perpres 95 tahun 2017.
Wakil Ketua KONI Jatim Irmantara Subagio menjelaskan, penurunan atlit lapis Kedua dalam SEA Games mendatang, untuk memberikan kesempatan kepada atlit junior agar memperoleh jam terbang, tanpa mengesampingkan prestasi nasional.
Itukan kebijakan Menpora, karena mungkin melihat sebenarnya regenerasi atau penjenjangan di pembinaan prestasi olahraga itu kan tidak ada. Tadi kan saya sampaikan kalau olimpiade atlit A, ASIAN Games atlit A, SEA Games atlit A, PON atlit A, Porprov atlit A. Ini mungkin sekedar diatur oleh Menpora untuk mendapatkan lapisan-lapisan bahwa Sea Games itu hanya diberikan kepada atlit pelapis, supaya ada regenerasinya dan memberikan pengalaman, urai Irmantara setelah menjadi pembicara Kesiapan Jatim Menuju SEA Games 2019 di hotel Grand Dafam Surabaya. Kamis (20/12/2019).
Jika Indonesia menargetkan 60 medali dari beberapa cabang olah raga yang menjadi andalan. Maka atlit lapis Kedua Jawa Timur diharapkan dapat menyumbang 20ri perolehan medali tersebut. Namun hal itu bisa dicapai jika Menpora menetapkan regulasi desentralisasi Pelatnas dengan evaluasi berkala, karena atlit di daerah tidak kalah dengan atlit DKI Jakarta, dan target yang diinginkan saat SEA Games 2019 bisa tereralisasi.
Karena daerah sekarang ini tidak kalah dengan Jakarta, terbukti dengan prestasi - prestasi seluruh Indonesia yang dengan melaksanakan kegiatan bisa menghasilkan prestasi. Dan itu sebenarnya apabila pemerintah seluruhnya nanti mendukung sentra-sentra pembinaan itu, tidak susah di Jakarta saja dan itu ketika seluruh Indonesia punya sentra-sentra kayak di Jawa Timur, saya pikir enak Jakarta tinggal ngambil tinggal berangkat saja, tambah Irmantara Subagio.
Di tempat yang sama, staf ahli bidang hukum Kemenpora Syamsudin mengatakan. Penurunan atlit lapis Kedua di SEA Games 2019, selain memberi kesempatan kepada mereka untuk meraih prestasi tertinggi, sekaligus menyelamatkan wibawa atlit lapis Pertama, sebab tuan rumah akan menggunakan cabor yang dikuasainya untuk meraih medali terbanyak. karena target Indonesia sebenarnya adalah ASIAN Games dan Olimpiade, hal ini sesuai yang tercantum dalam Perpres nomer 95 tahun 2017 mengenai pembinaan atlit.
Dengan perpres 95 tahun 2017, bahwa anggaran masuk ke cabor-cabor itu adalah sesuatu yang sudah terbukti di ASIAN Games keberhasilannya. Bahwa di dalam Perpres mengamanatkan bahwa anggaran pembinaan atlit itu langsung ke cabor, ke PB pengurus cabor-cabornya. Ternyata hasilnya di ASIAN Games bagus, ini artinya bahwa Perpres itu cukup efektif untuk mengantarkan prestasi atlit. Di SEA Games pun akan kita lakukan mekanisme yang sama, walaupun lapis Kedua tapi mekanismenya tetap yang sama, jalas Syamsudin.(pn1)
Editor : Redaksi