Pusaran.Net - Kendatipun tol laut sudah digarap sejak lama, namun masih dianggap gagal paham dengan istilah tol laut.
Hal ini disampaikan ketua Masyarakat Maritim Jawa Timur, Lukman Ladjoni pada acara seminar 'Optimalisasi Pelayaran dan Pelabuhan Terhadap Tol Laut Seperti Apa?', yang berlangsung di Surabaya.
"Masyarakat kita masih gagal paham dengan istilah Tol Laut",katanya di hotel Sheraton Surabaya, Kamis (03/10/2019)
Dalam kesempatannya, Lukman Ladjoni menjelaskan, sudah lima tahun pemerintah berbicara soal poros maritim. Pelindo pun membangun pelabuhan untuk mengantipasi derasnya transportasi laut.
"Kita memiliki kedaulatan maritim maka dengan kedaulatan maritim ini kita harus memperkuat merah putih berkibar dari sambil lautan dari sabang sampai merauke." ujarnya.
Persoalannya, tidak semua bisa terkonektivitas dari pulau besar ke pulau-pulau kecil yang terpencil.
"Di sinilah akhirnya muncullah apa yang dikatakan tol laut. Tujuannya bagus dan mulia. Cuma mungkin ada kekurangan dalam sedih implementasi."
Menurut Lukman Ladjoni, pemerintah dianggap tidak paham maksud tol laut.
Tujuan tol laut, sebenarnya bagaimana caranya mengembangkan ekonomi daerah-daerah terpencil, karena setiap daerah memiliki potensi masing-masing.
"Ini yang harus difasilitasi agar tercipta keadilan. Tetapi pemerintah dengan tol laut, membuat kebijakan kebijakan yang tidak prioritas. Jangan perhubungan laut menjadi sinterklaslah, membangun kapal dan memberi subsidi itu tidak mendidik. Fungsi kan saja kapal perintis yang sudah ada. Saya rasa pak dirjen tahu apa yang saya maksud." tegasnya.
Lajoni berharap, dengan adanya diskusi ini, pemerintah bisa memahami arti dan tujuan tol laut, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai poros maritim, menjadi ke arah yang lebih baik.
"Semoga pemerintah bisa paham arti dan tujuan tol laut",pungkasanya.(pb2)
Editor : Redaksi